Normalnya sih abis "liburan" dan punya waktu memantapkan taktik/strategi/formasi, trus lawan tim "papan bawah", emyuh bisa menang telak (bukan mengunderestimed)
semoga saja . . . .
-pasukan the chosen one bisa lebih kompak
-para pemain bisa lebih mengenal satu sama laen, chemistry (ceile kayak PDKT aja)
-pemain berani berimprovisasi dari strategi menejer
-pinter mencari ruang (off ball movement) ala kagawa
-pemain juga bisa lebih percaya ama manager
yang paling penting . . . .
-manager bisa memotivasi pemain
-membuat strategi berdasarkan lawan yang dihadapi, gak selalu 4-4-2 crossing mode on
-manager harus mengerti karakter para pemainnya, menyempurnakan bakat yang ada pada pemain
-lebih bijak dalam berkomentar, dan siap menanggung kesalahan pemainnya (seperti yg dilakukan SAF, melindungi dari media)
nb: "I don'tknow what we have to do to win", atau "we are unlucky" (dibeberapa pertandingan?)