View Single Post
Old 07-09-2011, 11:14 AM   #1
Oom Panda
captain
 
Oom Panda's Avatar
 
Join Date: Jun 2009
Posts: 5,858
Thanks: 630
Thanked 1,075 Times in 531 Posts
Mentioned: 66 Post(s)
Oom Panda is a glorious beacon of lightOom Panda is a glorious beacon of lightOom Panda is a glorious beacon of lightOom Panda is a glorious beacon of lightOom Panda is a glorious beacon of lightOom Panda is a glorious beacon of lightOom Panda is a glorious beacon of light


Default ★ Memandang Masa Depan Sepakbola Indonesia ★

Kekalahan Timnas Senior Indonesia semalam membuat saya berpikir, apakah memang ini takdir sepakbola Indonesia ataukah kita bisa kembali bangkit dari keterpurakn yang sangat ini untuk kembali menjadi salah satu macan sepakbola Asia (atau setidaknya ASEAN)

Disaat semua negara tetangga di ASEAN berbenah untuk menuju masa depan persepakbolaan mereka yang lebih baik, kita pun sebenarnya ikut berlari, sayangnya saat negara tetangga berlari ke depan, kita hanya berlari di tempat saja.

Prestasi apa yang bisa kita banggakan sampai saat ini? Medali emas SEA GAMES 1991? Ataukah kita memecahkan rekor Runner Up terbanyak di ajang Kompetisi ASEAN (AFF Cup or Tiger Cup) dengan raihan 4 kali Runner Up di tahun 2000, 2002, 2004, dan 2010?? atau mungkin menjadi negara yang paling sering mengganti pelatih timnasnya dengan average masa kepelatihan 1,5 tahun?? Total mulai tahun 1991 hingga tahun 2011 ini, Indonesia telah berganti pelatih sebanyak 14 kali.. #NiceRecord eh?

Tapi apakah rekor-rekor itu yang diimpikan oleh seluruh rakyat Indonesia?? Jawabannya mungkin 100% tidak... Tapi kenyataannya Sepakbola Indonesia tidak sekalipun berkembang dalam 10 tahun belakangan ini.

Kita kembali ke zaman tahun 1990-an dimana Liga Indonesia benar2 menampilkan kompetisi yang sangat kompetitif dan liga pun tertata dengan baik. Pembinaan pemain muda (saat itu primavera dan baretti) benar2 dimaksimalkan untuk melahirkan bibit2 pemain muda yang berbakat dan mampu mendobrak kompetisi internasional di Asean dan Asia. Tapi memasuki milenium, Indonesia mulai melihat turunan yang sangat curam dan tanjakan yang sangat panjang dan berkelok.

Pelatih2 top baik lokal maupun asing mulai dipanggil untuk mendongkrak prestasi timnas Indonesia, namun sayangnya kompetisi Liga juga semakin menurun kualitasnya. Kerusuhan dan permainan kasar mulai diperlihatkan dan segalanya terlihat semakin suram.

Berbagai macam cara dicoba untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia. Mereka2 yang menganggap bahwa kompetisi Liga adalah sesuatu yang harus diperbaiki dan melihat kompetisi yang sekarang ini tidak akan membawa sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik, maka dibuatlah kompetisi liga tandingan. Aksi yang membuat konflik antara 2 pihak berkuasa di persebakbolaan Indonesia. Untuk sementara kompetisi tandingan ini belum terlihat sebagai sesuatu yang positif untuk timnas Indonesia, tapi who knows what happen in next 3 years.

Yang kedua adalah dengan aplikasi Instant ala PSSI dengan Naturalisasi. Pemain2 asing yang "hebat" di kompetisi dalam negeri diseleksi untuk dijadikan tambahan bagi squad Timnas yang stagnan dan itu-itu saja tiap tahunnya. Bukan hanya itu, semua pemain berdarah Indonesia diluar negeri juga diseleksi untuk nantinya diproyeksikan sebagai masa depan Indonesia.

Dan sepertinya usaha itu hampir saja membuahkan hasil yang positif saat timnas menampilkan permainan mengaggumkan di ajang AFF. Tapi pencapaian timnas di ajang ini hanya menjadi klimaks bagi rakyat Indonesia untuk mencoba mencari alasan lain untuk menjabarkan kehausan rakyat indonesia akan gelar prestige di sepakbola. Dan tidak lama setelah ajang tersebut, semua rakyat Indonesia berharap dapat melihat Indonesia yang lebih baik dengan kudeta mereka terhadap Ketua Umum PSSI saat itu, Nurdin Halid. Mereka menganggap bahwa Nurdin lah penyebab keterpurukan Sepakbola Indonesia saat itu. Sampai akhirnya Nurdin pun turun dan berganti dengan Ketua Umum yang baru.

Tahun ini harapan rakyat Indonesia kembali membumbung tatkala Indonesia berhasil lolos dengan mengaggumkan melawan Turkmenistan di ajang penyisihan Piala Dunia zona Asia. Harapan besar dibebankan kepada pemain dan pelatih baru untuk kembali memperlihatkan sepakbola Indonesia sebenarnya. Tapi apa yang kita lihat dari 2 pertandingan terakhir melawan Iran dan Bahrain sepertinya kita masih harus bermimpi lebih lama lagi untuk melihat masa depan sepakbola Indonesia.

Jadi, harus mulai darimanakah agar mimpi kita dapat diwujudkan? Kompetisi liga yang kompetitif seperti era Galatama atau Liga Dunhill? Ataukah dengan ajang kuis untuk mencari bakat2 terpendam anak2 Indonesia? Ataukah dengan cara Instant, Naturalisasi??

Hanya waktu yang dapat menjawab semua itu, until then...

MENANG ATAU KALAH, GARUDA TETAP DI DADAKU!!!

Thats my say? what's yours?
__________________

To view links or images in signatures your post count must be 0 or greater. You currently have 0 posts.
Oom Panda is offline   Reply With Quote
The Following 9 Users Say Thank You to Oom Panda For This Useful Post: