|
13-08-2009, 08:32 AM | #11 |
moderator
|
Lost in Space Clubs :-(
mindahin dari rumah lama yaa ....
____________________________________________ JaPos - 26 Mei 2008 Klub Mantan Jawara Eropa yang Hilang dari Peredaran Tertindas Kapitalisme, Terbelenggu Utang Mereka pernah mereguk kejayaan di belantika sepak bola Eropa. Tapi, kini nama besar mereka luntur. Apa penyebabnya? THE REDS sebenarnya bukan julukan yang eksklusif untuk Liverpool. Ada klub lain di Inggris yang juga memiliki sebutan serupa, yaitu Nottingham Forest. Forest tak perlu minder mengklaim sebutan itu. Sebab, secara prestasi, mereka memang tak kalah dari Liverpool. Seperti Liverpool, mereka pernah dua kali juara Piala Champions (kini Liga Champions, Red) beruntun, tepatnya pada 1979 dan 1980, setelah sejak 1977 menguasai Liga Inggris. Tapi sayang, semua itu hanya cerita lalu. Pada musim 2004/2005, klub berumur 143 tahun itu terlempar ke League One, kasta ketiga di struktur Liga Inggris. Mungkin itu adalah tragedi terbesar yang pernah menimpa sebuah klub mantan jawara Eropa. Baru di akhir musim 2007/2008, tim berkostum kebesaran merah tersebut bisa promosi ke League Championship. Nasib serupa dialami Leeds United. Setelah mengejutkan Benua Biru ketika menembus semifinal Liga Champions 2000/2001, The Whites (julukan Leeds United) terdegradasi dari Premier League dua musim kemudian. "Kami terdegradasi karena gagal menyeimbangkan neraca keuangan klub," kata Peter Risdale, chairman Leeds kala itu, di situs resmi fans klub. Dampaknya, beberapa pemain bintang, seperti Mark Viduka, Paul Robinson, Ian Harte, hingga Alan Smith, harus dilego. Sebab, kontrak para pemain tersebut membubung tinggi setelah prestasi di Eropa. Catatan kelabu terdegradasinya Forest dan Leeds di sepak bola Inggris ikut menular ke Italia. Nasib apes itu menimpa Parma. Juara dua kali Piala UEFA dan pernah masuk dalam seven magnificent di Liga Italia tersebut harus turun kasta, dari Serie A ke Serie B, musim depan. Dengan materi pemain yang sebenarnya tidak jelek-jelek amat, Parma terdampar di peringkat ke-19 di antara 20 tim musim ini. Artinya, inilah kali pertama dalam 18 tahun terakhir, Parma kembali ke Serie B. Atau, sejak pelatih Nevio Scala membawa Gialloblu (julukan Parma) kali pertama promosi ke Serie A pada 27 Mei 1990. Musim sebelumnya, Parma sejatinya juga sudah ada di ambang degradasi sebelum akhirnya terselamatkan karena kehadiran pelatih berpengalaman Claudio Ranieri. Terdegradasinya Parma terjadi justru pada saat klub asal kawasan utara Italia, tepatnya Emilia Ramagna, itu memiliki pemilik baru. Pada 24 Januari 2007, Tommaso Ghirardi diumumkan sebagai owner baru Parma berdasar lelang. Lelang diadakan karena Parma sempat limbung saat diguncang skandal keuangan dari sponsor utama mereka, Parmalat, pada musim 2003/2004. Beruntung, Lorenzo Sanz, presiden Real Madrid kala itu, menolong Parma dari kondisi kolaps. Pada 2005, Sanz merevolusi Parma menjadi klub bermarket global. Tapi, setelah Sanz tak lagi menjabat presiden Real, Parma butuh pemilik baru hingga terpilihlah Ghirardi. Namun, di tangan Ghirardi, Parma justru terkapar. Maklum, pengusaha yang baru berusia 31 tahun tersebut masih hijau dalam menangani klub sepak bola. Sekalipun Ghirardi adalah pemilik klub Serie C2 Carpenedolo, mengelola klub besar seperti Parma sungguh berbeda. "Hasil buruk kami adalah kegagalan saya. Selain prestasi yang buruk, keuangan kami macet. Inilah dampak penindasan kapitalisme di sepak bola," aku Ghirardi setelah kekalahan Parma 0-2 dari Inter Milan di giornata (pekan) ke-38, 18 Mei lalu, kepada Football Italia. Beralih ke Jerman dan Spanyol, ada Borussia Dortmund dan Deportivo La Coruna yang mengalami nasib yang sama dengan koleganya di Inggris dan Italia. Dortmund, si juara Liga Champions 1997, kini kembang kempis dihajar utang. Begitu pula Deportivo. Pernah merajai Liga Primera di awal 2000-an, tim yang bergelar Super Depor itu cukup konsisten di kisaran papan atas hingga akhirnya limbung pada 2004/2005. Gara-gara mengejar prestasi di Eropa (Liga Champions), kas keuangan mereka menipis. Depor tak bisa berharap dari penjualan pemain karena mereka baru melakukan hal itu saat prestasi mereka melorot. Otomatis harga jual para pemain bintang mereka pun anjlok. "Seandainya dilepas empat tahun lalu, mungkin saya bisa membantu meringankan keuangan klub," kata Diego Tristan, mantan bintang penyerang Deportivo La Coruna yang kini membela Livorno, dalam sesi wawancara dengan El Mundo pada 2006. Ah, penyesalan memang selalu datang terlambat. |
13-08-2009, 08:33 AM | #12 |
moderator
|
Re: Lost in Space Clubs :-(
JaPos - 26 Mei 2008
Limbung karena Faktor Pelatih SEJAK 1955, hanya ada 21 klub yang pernah menorehkan tinta emas sebagai juara Liga Champions (dahulu bernama Piala Champions, Red). Hingga kini, sekitar 20 klub masih menjadi kontestan reguler kejuaraan antarklub Eropa, entah itu Liga Champions atau Piala UEFA. Satu klub sisanya? Dialah Nottingham Forest. Klub yang bermarkas di West Bridgford, daerah pinggiran Kota Nottingham, itu bak hilang ditelan bumi. Jangankan di Eropa, di pentas Premier League (kasta teratas Liga Inggris) saja, nama Forest tidak tercantum dalam daftar 20 klub kontestannya. Nama Forest baru ditemukan di daftar kontestan kasta di bawah Premier League, yakni Championship alias Divisi I. Itu pun, mereka baru nongol musim depan setelah promosi dengan status runner-up League One (Divisi II) musim ini. Momentum terseok-seoknya Forest dimulai saat mereka kehilangan figur Brian Clough. Dia adalah manajer tersukses Forest. Hampir separo lebih trofi juara di rak klub adalah persembahan pelatih yang meninggal dunia pada 20 September 2004 itu. Clough sekaligus manajer terlama karena menangani tim sejak 6 Januari 1975 hingga 8 Mei 1993. "Forest dulu begitu hebat di masanya. Saya sangat merindukan Clough karena kami punya hobi sama (memelihara kuda balap, Red)," kata Sir Alex Ferguson, pelatih Manchester United yang baru saja menyamai prestasi Brian Clough bisa mengangkat trofi Liga Champions kali kedua, kepada Daily Telegraph. Hal senada diungkapkan Colin Calderwood, arsitek Forest saat ini, dalam acara penghormatan 15 tahun meninggalnya mantan seniornya tersebut. "Dia adalah salah satu bagian terbesar sejarah Nottingham Forest. Sangat sulit mengulang apa yang telah dia perbuat di klub ini," tuturnya di situs resmi klub. Sementara itu, jebloknya Parma musim ini juga tak lepas dari hilangnya sosok nakhoda yang tepat. Setelah Nevio Scala, Carlo Ancelotti, hingga Alberto Malesani, tak ada lagi sosok pelatih yang bisa mengangkat performa Ducali (julukan Parma). Musim ini saja, Parma tiga kali bongkar pasang pelatih, dari Domenico De Carlo, Hector Cuper, hingga Andrea Manzo yang saat ini masih berstatus karteker. "Seharusnya, kami tetap mempertahankan Claudio Ranieri (hengkang ke Juventus di awal musim, Red) karena dia pelatih yang saya anggap punya karakter tepat bagi tim kami," kata Luca Bucci, kiper veteran Parma yang pernah merasakan polesan Scala dan Ancelotti. |
13-08-2009, 08:33 AM | #13 |
moderator
|
Re: Lost in Space Clubs :-(
nyang ini blom terlalu lost sih ...
___________________________________________ JaPos - 26 Mei 2008 Zaragoza, Lazio, Ajax Menyusul… NASIB tragis kembali menimpa Real Zaragoza. Musim ini, juara Piala Winners 1994/1995 itu menerima kenyataan pahit terdegradasi dari Liga Primera ke Segunda Division. Bianquillos -julukan Zaragoza- mengulang hasil enam tahun lalu kala mereka turun kasta kali pertama setelah seperempat abad. Nasib apes itu menyebabkan Zaragoza "pantas" menjadi salah satu kandidat mantan jawara Eropa yang akan hilang dari peredaran, menyusul Nottingham Forest, Leeds United, Parma, dan Borussia Dortmund. Padahal, Zaragoza tidak kurang apa pun. Dari segi finansial, cukup mendukung. Buktinya, materi pemain yang dimiliki Zaragoza termasuk kategori bintang. Di antara mereka adalah legiun asal Argentina, mulai Diego Milito, Pablo Aimar, hingga Roberto Ayala. Juga ada punggawa Timnas Spanyol seperti Sergio Garcia, Juanfran, dan penyerang Brazil Ricardo Oliveira. "Musim ini penampilan kami sangat buruk. Kami terlalu banyak mengincar target di beberapa ajang sehingga tidak bisa fokus," kata Pablo Aimar kepada televisi Globo. Kondisi yang menimpa Zaragoza bisa menjadi pelajaran bagi mantan jawara Eropa yang kini tengah goyah prestasinya. Di kancah Serie A, ada Lazio yang juga mulai memudar. Sejak skandal keuangan yang menimpa mantan presiden Lazio, Sergio Cragnotti, dan perusahaan makanan miliknya, Cirio, gaung tim berjuluk Biancocelesti itu tak terdengar lagi. Musim ini Lazio hanya finis di luar 10 besar, tepatnya posisi ke-12. Bayangkan, Lazio yang menjadi juara edisi terakhir Piala Winners (1998/1999) dan finalis Piala UEFA musim sebelumnya itu pernah punya materi bintang-bintang dunia. Ada Alessandro Nesta, Roberto Mancini, dan Fabrizio Ravanelli (Italia), Juan Sebastian Veron, dan Diego Simeone (Argentina), Marcelo Salas (Cile), Pavel Nedved (Rep Ceko), dan Alen Boksic (Krosia), plus di bawah polesan allenatore genius bernama Sven Goran Eriksson. "Tim kala itu mungkin adalah yang terbaik dalam sejarah Lazio. Sangat berbeda dengan tim sekarang," kata Marco Ballota, kiper utama Lazio musim ini, yang pernah bermain bersama nama-nama di atas kala meraih scudetto (juara) Serie A musim 1999/2000. Selain Lazio, Ajax Amsterdam kini menjadi sorotan publik Eropa. Godenzonen -sebutan Ajax- mulai kehilangan pamor sebagai mantan jawara Eropa. Musim depan Ajax gagal tampil di Liga Champions. Sebab, di luar dugaan, mereka menyerah kepada Twente Enschede di babak playoff. Bukan hanya itu. Kedudukan Akademi Ajax yang selama ini punya tradisi banyak melahirkan calon bintang Eropa mulai tergerus. Buktinya, Ajax mulai mengakui Arsenal sebagai kawah candradimuka pemain muda terbaik seiring dengan diadakannya program kerja sama mulai musim depan. |
13-08-2009, 08:34 AM | #14 | |||||
moderator
|
Re: Lost in Space Clubs :-(
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
|
|||||
13-08-2009, 08:36 AM | #15 | ||
moderator
|
Re: Lost in Space Clubs :-(
Quote:
Quote:
|
||
13-08-2009, 08:37 AM | #16 |
moderator
|
Re: Lost in Space Clubs :-(
|
13-08-2009, 08:37 AM | #17 |
moderator
|
Re: Lost in Space Clubs :-(
|
13-08-2009, 08:38 AM | #18 |
moderator
|
Re: Lost in Space Clubs :-(
|
13-08-2009, 08:38 AM | #19 |
moderator
|
Re: Lost in Space Clubs :-(
club Perancis nih ...
another French |
13-08-2009, 08:39 AM | #20 |
moderator
|
Re: Lost in Space Clubs :-(
Bro Forest Fans mana yaa ...
kagak pernah maen2x ke sini lagi ... :gila |
Thread Tools | |
Display Modes | |
|
|
Similar Threads | ||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Last Post |
[Merged] Man United on 2013/14 Season (to forget) Review | rondwisan | United Lounge | 31 | 15-05-2014 11:31 PM |
[Merged] United Strategy Attack | blue4freedom | United Lounge | 105 | 25-04-2013 05:30 PM |
[Merged]Manchester United - Transfer rumours 2011/2012 | blue4freedom | Archives 2011/2012 | 3839 | 15-05-2012 03:27 PM |
[Merged] Player we Need | zudomiriku | United Lounge | 33 | 29-12-2009 12:43 PM |
[Merged]United goal scoring | Supernan | United Lounge | 73 | 25-11-2009 06:48 PM |