United Indonesia - Manchester United Indonesia Supporters Club
Register
Go Back   United Indonesia - Manchester United Indonesia Supporters Club > INSIDE MANCHESTER UNITED > United History

Display Modes
Thread Tools
Old 04-08-2009, 11:09 AM   #1
rondwisan
moderator
udah sebelas yaa :)
 
 
rondwisan's Avatar
 
Join Date: Jun 2009
Location: Soe Rock Bo Yo - Nga Lam vv
Posts: 35,048
Thanks: 1,500
Thanked 4,736 Times in 2,701 Posts
Mentioned: 567 Post(s)
rondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond repute
Visit rondwisan's Facebook Visit rondwisan's Twitter
Default Masters Of Old Trafford

RISE OF THE BUSBY BABES



Oleh : Josep Lopiwudhi/BOLAVAGANZA

Tepat di depan Stadion Old Trafford berdiri menjulang sosok patung perunggu. Ada nama yang tertulis di bawah kaki patung tersebut, Sir Matt Busby. Pria asal Skotlandia itu mendapat tempat khusus di hati setiap insan Manchester United dan masyarakat sepakbola Inggris. Sir Matt jadi legenda.

Sir Matt ibarat tokoh renaissance yang berhasil menempatkan Manchester United sebagai klub papan atas di Eropa berkat kesuksesan menjadi juara Piala Champion 1968. Ia pendiri fondasi tradisi juara serta kebesaran United dan kini diteruskan oleh Sir Alex Ferguson.

Berkat racikan dan kesabarannya, United memiliki sederet pemain bertalenta tinggi yang dijuluki The Busby Babes. Bersama The Busby Babes, Sir Matt mencetak prestasi di level domestik dan Eropa.

Nah, sepak terjang Sir Matt direkam runtut dalam buku Masters of Old Trafford, From Busby to Ferguson, The Inside Story of the Great Managers. Sang penulis buku, Peter Keeling, menempatkan Sir Matt di urutan pertama ulasannya, suatu pilihan yang tepat. Secara gamblang, Keeling mengungkapkan Sir Matt sebagai manajer yang punya pendekatan berbeda dibandingkan dengan para manajer lain di eranya. Perbedaan ini yang membuat Sir Matt meraih sukses di Old Trafford.
rondwisan is offline   Reply With Quote
Old 04-08-2009, 11:10 AM   #2
rondwisan
moderator
udah sebelas yaa :)
 
 
rondwisan's Avatar
 
Join Date: Jun 2009
Location: Soe Rock Bo Yo - Nga Lam vv
Posts: 35,048
Thanks: 1,500
Thanked 4,736 Times in 2,701 Posts
Mentioned: 567 Post(s)
rondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond repute
Visit rondwisan's Facebook Visit rondwisan's Twitter
Default Re: Masters Of Old Trafford

GAYA FAKTUAL

Mantan Chief Executive Liverpool, Peter Robinson, selalu menggambarkan Bill Shankly sebagai tokoh yang mengakhiri era dari apa ia sebut waistcoat managers, yang memimpin dengan setelan jas formal dengan kuntum bunga di saku serta menghabiskan waktu di kantor lebih banyak dari siapa pun di klub.

Seorang eks manajer terkemuka Portsmouth tercatat karena menggunakan spats (semacam kaus kaki pendek yang menutupi engkel dan sebagian sepatu) dan itu terjadi hingga akhir tahun lima puluhan, bahkan sampai awal era 1960-an, para manajer secara umum adalah orang di belakang meja.

Namun, bahkan di awal, tepatnya 1945, saat Matt Busby menjadi roockie manajer di Old Trafford, dia telah menampilkan gaya manajer yang faktual hingga kini. Ia menciptakan sebuah gema kegairahan di antara para pemainnya dan itu dinilai sebagai sebuah fenomena baru. Bos bergabung dalam permainan latihan, memperlihatkan pada mereka dengan contoh apa yang dia inginkan untuk dilakukan para pemain.

Kebanyakan manajer kala itu lebih suka berada di kantornya sementara para pemain sibuk berlatih di lapangan. Scott Duncan, manajer United paling lama di era 1930-an, adalah seorang pesolek rapi yang tak akan pernah mimpi mengotori sepatu kulitnya atau sepatu bot mengkilapnya yang dilengkapi spats dengan menyambangi lapangan latihan.

Sikap Matt dapat diringkas dalam kata-kata bijaknya sepakbola yang Anda dengar hingga kini di antara para manajer: "Karier manajer adalah kehidupan yang hebat, tapi manajer hanya seorang pemain cadangan malang dalam sepakbola."

Matt selalu ingin terlibat di lapangan selama mungkin dan, bersama asistennya yang setia Jimmy Murphy. Antusiasme dan perhatian Matt pada detail, misalnya ia suka berbicara secara pribadi pada para pemainnya, memperlihatkan apa ia ingin mereka lakukan, dan segera pemain United berada dalam trek prestasi. Namun, selama tiga tahun berturut-turut – faktanya empat tahun lebih – United secara menyakitkan hanya berada di posisi runner-up dalam berbagai kejuaraan di Inggris.

Tim mulai berkembang, Matt mentransformasi karier Johnny Aston dan Johnny Carey dengan memindahkannya dari gelandang ke lini belakang. Hal itu memberi awal yang bagus bagi Red Devils, saat di musim 1946/47, mereka nyaris meraih gelar dan hanya terpaut satu poin dari sang juara Liverpool. Musim berikutnya, giliran Arsenal mengandaskan skuad Matt ke peringkat kedua. Portsmouth mengikuti, mengalahkan United di Championship 1948/49. Dan penantian Matt berlanjut saat United kembali menjadi runner up di musim 1950/51, kali ini mereka di belakang Tottenham Hotspur.

Akhirnya, di musim 1951/52, menjadi titik balik bagi United. Trofi liga bisa diboyong ke Old Trafford. Seperti biasa tim Matt Busby, memenangi gelar juara dengan gaya. Dalam partai pamungkas, para penonton di Old Trafford menyaksikan skuad Red Devils melindas rival terdekat mereka, Arsenal, 6-1. United telah memimpin perburuan gelar juara sejak Februari, sebelum membantai Arsenal. Dan di akhir keputusasannya, Londoners kehilangan dua gelar, di liga serta Piala FA setelah striker Newcastle mencetak satu-satunya gol dalam partai final di Wembley.

Musim itu juga ditandai sebagai debut dua dari Babes pertama, Roger Byrne – yang mengambilalih posisi skipper dari Carey – dan Jackie Blanchflower. Lantas dalam waktu singkat, tiga tahun, Byrne meraih caps 12 kali bersama timnas Inggris sebelum tragedi Munchen merenggutnya. Saat berusia 21 tahun, Byrne menjadi starter di dalam tim.

Musim itu pun menandai akhir dari era Jack Crompton. Kiper United di final Piala FA 1948 itu memberi tempatnya bagi Reg Allen, meski dia tetap menjadi pemain hingga akhir 1950-an dan setelah itu bergabung dalam staf pelatih.

Faktanya gelar pertama Sir Matt diraih dalam masa transisi dari tim utama tahun 1945 dan skuad the Busby Babes. Skuad the Babes muncul bersamaan dengan beberapa perekrutan pintar, semua itu berkat perjalanan tak kenal lelah ke seluruh Inggris dari Matt, Jimmy Murphy, Joe Amstrong, serta kumpulan pemandu bakat.

So dewasa ini jika seorang pemain seolah-olah diletakkan di bawah mikroskop, Anda akan dengar analisa kecepatan, keberanian, karisma, dan karakternya, semua faktor itu adalah produk akhir dari seorang pesepakbola yang baik. Namun jarang disebut faktor dasar yang digunakan oleh semua pemandu bakat, dapatkah dia bermain bola? Faktor dasar ini menjadi starting point bagi Matt Busby dan para pemandu bakatnya.

Matt biasa tertawa manakala mengenang saat dia memberi 'suap' pada seorang pemandu bakat dari klub lain. Kala itu di Oakwell ketika dia memberikan perak pada seorang talent scout dari klub Barnsley demi memuluskan perekrutan Tommy Taylor yang dibanderoli transfer senilai 30 ribu pound. Matt menuliskan cek sebesar 29,999 pound bagi striker berusia 21 tahun itu yang telah bermain dalam 44 pertandingan bagi tim Divisi Dua, Barnsley.

Sekitar 21 klub mengincar bintang muda asal Yorkshire tersebut dan kebanyakan dari mereka sudah mengajukan penawaran. Namun Tommy telah menetapkan hatinya untuk bergabung di old Trafford dan Matt mengakui: "Inilah salah satu perekrutan pemain terbaik yang pernah saya lakukan."

Tommy mungkin menjadi penyerang terbesar yang pernah dimiliki Red Devils, perpaduan antara Mark Hughes dan Ruud van Nistelrooy. Dan dalam waktu singkat, lima tahun, sebelum kecelakaan pesawat di Munchen menewaskannya, Tommy mencetak 112 gol dalam 166 pertandingan di liga bersama skuad the Busby Babes.

Manchester United tak kehabisan para legenda, dan mahkota juara Divisi Satu dimenangi oleh skuad the Babes yang mulai mekar di musim 1955/56 dan 1956/57. Sepakbola inovatif telah dihasilkan, walau begitu mereka masih tidak tak terkalahkan: dalam final Piala FA 1957 mereka kalah 1-2 lewat gol yang dilesakkan pemain Aston Villa, Peter McParland. Gelandang Villa tersebut juga menjadi tokoh jahat dalam pertandingan ini setelah dia secara ceroboh menghajar kiper United Ray Wood. Akibat cederanya Wood mesti menjalani operasi karena retak tulang pipi.

Ray telah bermain lebih dari 450 pertandingan di liga dan piala bagi United. Insiden retak tulang pipi itu mengakhiri kariernya di lapangan hijau, dan menyaksikan mekarnya salah satu kiper paling berani Manchester United, Harry Gregg.

Harry adalah salah satu pemain yang selamat dari tragedi Munchen dan ditunjuk sebagai kiper timnas Inggris di Piala Dunia 1958 di Swedia. Sama seperti Peter Schmeichel, kiper United lainnya yang menjadi pahlawan di Piala Dunia dan Piala Eropa dan kemudian dikenal sebagai salah satu penjaga gawang terbaik dunia.

Secara menyedihkan line up pecundang di final Piala FA 1957 itu terdiri dari: Wood; Foulkes, Byrne, Colman, Blanchflower, Berry, Whelan, Tommy, Taylor, Charlton, dan Pegg.

Lantas 12 bulan kemudian setelah pulih benar dari cedera yang dialaminya di Munchen, Matt Busby menyambangi kamar ganti Bolton Wanderers di Wembley serta memberi selamat pada manajer Bill Ridding dan skuadnya berkat kemenangan mereka 2-0 atas tim Busby Babes yang entah bagaimana mampu mencapai final serta mesti bertanding dengan berat hati, dan dihantui kenangan buruk atas tragedi tiga bulan sebelumnya.
rondwisan is offline   Reply With Quote
Old 04-08-2009, 11:10 AM   #3
rondwisan
moderator
udah sebelas yaa :)
 
 
rondwisan's Avatar
 
Join Date: Jun 2009
Location: Soe Rock Bo Yo - Nga Lam vv
Posts: 35,048
Thanks: 1,500
Thanked 4,736 Times in 2,701 Posts
Mentioned: 567 Post(s)
rondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond repute
Visit rondwisan's Facebook Visit rondwisan's Twitter
Default Re: Masters Of Old Trafford

PERUBAHAN

Dalam 12 bulan susunan line up United ketika final di Wembley telah berubah: Gregg, Foulkes, Greaves, Goodwin, Cope, Crowther, Dawson, Ernie Taylor, Bobby Charlton, Viollet, Webster. Cuma Charlton dan Bill Foulkes yang mampu kembali Wembley.

Satu dari pendatang baru tersebut adalah Ian Greaves, kemudian menjadi manajer terkemuka bersama Bolton Wanderers. Sama dengan beberapa pemain United lainnya di partai final, dia seperti tak punya harapan saat dimasukkan dalam tim utama tatkala Red Devils memulai kampanye di babak ketiga Piala FA di bulan Januari. Semula Ian adalah pemain cadangan, termasuk Stan Crowther (seorang cadangan anyar yang ditransfer dari Villa dan tak bisa bermain saat dirinya dikontrak, tapi FA lantas memberikan dispensasi).

Bek Ian Greaves mengaku: "Saya tak kenal siapa orang yang berada di kamar ganti kami saat itu. Segalanya kabur bagi saya, dan saya tak bisa ingat apakah Sir Matt datang ke kamar ganti sebelum pertandingan atau tidak."

"Namun saya dapat ingat Jimmy Murphy, yang memimpin tim, datang ke ruangan, sebagaimana kebiasaannya, berbicara secara pribadi pada tiap pemain serta mengingatkan mereka apa yang jadi prioritas dalam permainan. Kami telah berduka cita karena rekan-rekan kami dan merasa ngeri atas horor tragedi Munchen dalam waktu lama: kini kami berusaha mengeluarkan kesan itu dari otak kami, serta bermain bola di Wembley. Kami mesti meneruskan hidup kami," cetus Ian.

Sayang tak ada akhir bahagia. Dua gol dari Nat Lofthouse mencampakkan United ke kekalahan mereka yang kedua di Wembley dalam dua tahun.

Bek Bolton Roy Hartle - kini masih berkerja di Stadion Reebok sebagai host hospitality suite, dan juga ketua Asosiasi Mantan Pemain Bolton Wanderers – mengenang secara hidup bagaimana Sir Matt Busby datang ke kamar ganti untuk memuji Bolton atas penampilan gemilang mereka.

"Hal pertama yang terlintas di benak saya, saat melangkah melewati pintu terlihat betapa sakitnya dia. Ia berjuang mengitari ruangan dan menyalami setiap pemain. Semangat dan keramahtamahannya membuat saya begitu kecil dalam kemenangan saya."

"Saya berpikir Sir Matt pasti menghabiskan lebih banyak energi, dan lebih banyak kekuatan mental serta fisik, untuk datang ke ruang ganti kami dibandingkan apa yang kami telah lakukan sepanjang 90 menit. Keteguhan hatinya meninggalkan sebuah kenangan indah sepanjang karier sepakbola saya," papar Roy.

Walau dokter memintanya beristirahat agar bisa mengembalikan lagi kebugaran secara layak, Matt tetap keras kepala dengan bekerja keras meski belum pulih benar. Dia terkesan pada kiper Bolton Wanderers Tommy Banks, kiper timnas Inggris yang berpengalaman. Di mata Matt, Tommy adalah sosok yang tepat untuk mengawal gawang Red Devils selama tiga tahun ke depan seraya menunggu kiper muda, Tony Dunne, matang.

Minggu berikutnya Tommy menerima sepucuk surat dari Paddy McGrath, sohib kental Matt, pemilik sebuah nightclub dan orang penting dalam kehidupan sosial di Manchester kala itu. Matt tidak bermaksud membuat Manchester United melanggar aturan dengan melakukan pendekatan pada Banks secara illegal, jadi McGrath melakukan untuknya.

Banks mengenang hal tersebut: "Surat itu menyatakan bahwa Manchester United mau mengontrak saya dan Matt melihat saya sebagai sosok ideal di bawah mistar gawang hingga Dunne siap, dan ia meminta saya untuk datang ke Comfort Club di Manchester untuk membicarakan semuanya." Sayang manajer Bolton, Bill Riddinng, tak sudi melepas penjaga gawang andalan berusia 29 tahun itu. Akhirnya United mengontrak Noel Cantwell yang juga menjadi kapten timnas Irlandia.

Cantwell tampil di final Piala FA 1963 mengalahkan Leicester City lewat gol yang dilesakkan David Herd dan Denis Law. Tak seorang pun berharap pertandingan ini berjalan mudah. Leicester punya Gordon Banks di bawah mistar gawang yang memiliki rekor tanpa kebobolan terbaik di Divisi Satu. Mereka pun unggul delapan poin dari United di liga setelah skuad Old Trafford nyaris terkena degaradasi. Namun Red Devils mampu membalik keadan serta meraih trofi pertama mereka sejak tragedi Munich.

Dan jika Bolton menyadarinya, menanti di sayap seorang pemain muda, bersama Denis Law – yang tampil begitu dinamis saat mengalahkan Leicester – serta Bobby Charlton, yang tengah mekar, menghasilkan sebuah sensasi lima tahun memimpin perburuan piala suci Matt Busby, trofi Piala Champion.

George Best adalah namanya. Dia melakukan debut bersama tim utama Red Devils pada September 1963 bersama pemain usia 17 tahun lainnya, David Sadler (kelak ia menjadi pemain dengan rekor lebih dari 400 pertandingan bagi United di liga dan turnamen).

Sebelum Natal George melakukan debut internasional bagi timnas Irlandia Utara, dan dalam musim pertamanya, United berada di peringkat kedua liga untuk pertama kalinya sejak 1959 dan siap menjadi juara di musim berikutnya. Best datang ke Inggris dan mencoba peruntungan sebagai pesepakbola, dan menjadi salah satu magnet di Old Trafford. Selain ingin bermain bagi Manchester United, ia mau berada dalam satu tim dengan idolanya, Denis Law.

Denis dan George merupakan pemain hebat, pesepakbola kelas dunia di eranya, tapi keduanya memiliki sikap yang benar-benar berbeda. Law adalah seorang pemain bola sejati, dan tak ada yang bisa menghalangi jalan kariernya. Sementara George muncul ketika sepakbola menjadi showbiz sekaligus olahraga. Anda suka melihat foto-foto George di majalah atau suratkabar tengan didampingi seorang bintang film atau model berada di sebuah nightclub atau berpose bagi iklan televise, dan tentunya sebagai pemain Manchester United. Jangan salah, kegairahan George pada sepakbola…tapi dia juga punya kegairahan pada banyak hal lain, dan kecaeman wanita adalah salah satunya.

Tanggal 6 Februari 1958 merupakan hari terjadinya kecelakaan pesawat yang ditumpangi para pemain serta ofisial Manchester United. Pesawat yang mereka tumpangi jatuh setelah mencoba lepas landas di bandara kota Munchen. Akibat peristiwa tersebut ada delapan pemain serta tiga ofisial tim United yang tewas.

Setelah delapan berselang dari tragedi tersebut, United dibawah kepemimpinan Sir Matt mampu bangkit dan berprestasi. Kini tinggal Bill Foulkes dan Bobby Charlton yang tersisa dari skuad lama yang selamat dari insiden di Munchen tersebut. Namun bersama mereka muncul para pemain patriot United.

Nobby Stiles mengingat, dulu di era 1960-an tatkala tiap kali United kalah maka muncul kritik yang menyatakan hal itu terjadi karena skuad Sir Matt tak punya metode, dan kemenangan yang diraih tim seperti Liverpool serta Leicester berkat kerjasama dan perencanaan mereka nan superior.

Ada pandangan saat itu, United tak bisa mengangkat nama besar mereka sebab Red Devils tidak punya rencana taktik memanfaatkan talenta pemain seperti Denis Law, George Best, serta Bobby Charlton.

"Melihat kembali pertandingan Eropa saya yang pertama di pertengahan 60-an, saya mampu mengingat semua persiapannya. Di Eropa secara umum kami menggunakan satu sistem yakni bermain bertahan di 20 menit pertama, lalu setelah itu kami bermain lebih menyerang."

"John Connelly dan Best merupakan penentu kemenangan kami dengan sistem ini. John mencetak beberapa gol indah, khususnya di kompetisi Divisi Satu, 1966/67, yang memberikan kami kesempatan melaju ke level Eropa di tahun 1968 dan memenangi Piala Champion. Tak ada tim punya persiapan bertanding lebih baik dari United, dan kami membuktikannya dengan mengalahkan Benfica di final Piala Champion 1968 di Wembley," ungkap Stiles berapi-api.

Sederhana saja, Sir Matt dan Jimmy Murphy secara cermat membuat rencana permainan yang mengadaptasi talenta para pemain mereka menghadapi kekuatan serta kelemahan lawan. Mereka berdua tak punya sertifikat melatih – demikian pula Bill Shankly, ayah dari tim Liverpool – tapi mereka fantastis memunculkan kemampuan esensial seorang pelatih: mengeluarkan kepiawaian para pemain mereka.

Selepas insiden di Munchen, Matt memboyong Albert Quixall (dengan rekor transfer sebesar 45 ribu pound dari Sheffield Wednesday). Albert turut ambil bagian dalam kebangkitan United ketika memenangi Piala FA 1963; namun dia mengakhiri kariernya di Old Trafford tatkala Matt Busby merasakan buah dari sukses juara liga 1964/65. United menyingkirkan Leeds United lewat selisih gol.

"Saya tak pernah bisa lupakan malam emosional di akhir April saat United berkejaran dengan Leeds untuk mencapai finis. Kami memenangi gelar juara liga setelah menundukkan Arsenal. Emosi saya bercampur aduk dengan kegembiraan 50 ribu penonton di Old Trafford yang menerobos ke dalam lapangan, bernyanyi, menari, dan berteriak: "We are the champs!"

Sir Matt tak lupa menyampaikan pidato singkat selepas prestasi direngkuh skuadnya tersebut. Ungkapan yang sama kembali terungkap tatkala Red Devils mengalahkan Benfica tiga tahun kemudian.

"Membangun kembali tim setelah tragedi Munchen adalah tugas yang membutuhkan keyakinan dan kesabaran luar biasa. Kami sudah kehilangan delapan pemain brilian, terenggut di masa jayanya, dan menggantikan mereka bukan perkara mudah. Tapi secara perlahan Manchester United mulai bangkit lagi."

"Ada beberapa talenta bagus dalam pembibitan di Old Trafford. Kini kami mampu menampilan sebelas pemain level internasional; tapi dengan pengecualian pada Alex Stepney dan Pat Crerand, para pemain kami kebanyakan adalah produk sendiri yang secara membanggakan telah meraih sukses," sebut Sir Matt.
rondwisan is offline   Reply With Quote
Old 04-08-2009, 11:11 AM   #4
rondwisan
moderator
udah sebelas yaa :)
 
 
rondwisan's Avatar
 
Join Date: Jun 2009
Location: Soe Rock Bo Yo - Nga Lam vv
Posts: 35,048
Thanks: 1,500
Thanked 4,736 Times in 2,701 Posts
Mentioned: 567 Post(s)
rondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond repute
Visit rondwisan's Facebook Visit rondwisan's Twitter
Default Re: Masters Of Old Trafford

MENJAWAB KRITIKAN

Perjuangan membawa Manchester United kembali ke level top bukan lintasan mulus bagi Matt Busby. Ia terpaksa memikul kritikan bahwa dirinya sudah habis, dia tak mampu mengontrol disiplin skuadnya. Law memiliki catatan buruk dalam kehidupan di luar lapangan, Nobby Stiles secara konstan jadi headline suratkabar dan majalah, sedangkan George Best hidup dalam glamour dan minim kedisiplinan sebagai atlet.

Namun jawaban telah diberikan atas kritikan yang ditujukan pada Sir Matt. Sukses di Piala Champion 1968 telah diprediksi dua tahun sebelumnya lewat sebuah penampilan luar biasa di Lisbon , Red Devils menghadapi tim Benfica yang belum terkalahkan di kandang. Nyatanya, United menang telak 5-1 atas tuan rumah dalam babak perempatfinal Piala Champion 1966.

Best dipuji sebagai pemain berkelas dunia setelah mencetak gol pembuka di menit keenam dan melesakkan gol kedua sebelum John Connelly, Pat Crerand, serta Bobby Charlton menggenapi kemenangan Red Devils. Dan masih ada lebih dari dua pertandingan di liga domestik, memuncak dalam kekalahan Liverpool, Arsenal, Spurs, plus Chelsea yang berlomba menjadi klub Inggris pertama yang dimahkotai gelar juara Eropa.

Sementara itu, ada pria Skotlandia lainnya, Jock Stein, yang lebih dulu mengalahkan Matt Busby dengan ambisinya, memenangi trofi Piala Champion bersama skuad Glasgow Celtic. Tim highlanders, bermaterikan pemain asli Glasgow, mengalahkan Internazionale Milano (juara Piala Champion dua kali dalam tiga tahun) 2-1 lewat pertandingan nan seru dan menarik.

Akhirnya, 12 bulan kemudian di Wembley, giliran Manchester United. Namun beberapa minggu sebelumnya, Matt nyaris putus saat skuadnya ditaklukkan Real Madrid 0-1 di Old Trafford. Syukur dalam semifinal leg kedua di Santiago Bernabeu, Red Devils membalik keadaan dan menang 3-1 atas Los Blancos. United melaju ke final dan bertemu dengan raksasa Portugal, Benfica.

Di final, Law belum pulih dari cedera untuk tampil menghadapi Benfica di Stadion Wembley; tapi Best dan pemain berumur 19 tahun, Brian Kidd, jadi pahlawan dalam pertandingan tersebut. Tak ada pembalasan yang bisa dilakukan bintang Portugal, Eusebio, karena dijaga ketat Nobby Stiles hingga sulit mendapatkan bola.

United menang dalam perpanjangan waktu. George Best memahkotai kemenangan United dengan gol keduanya. Dia menggocek bola dalam kotak penalti lawan melewati bek serta kiper Benfica sebelum menendang bola ke gawang sekaligus menutup kemenangan 4-1.

Setelah sukses United di Eropa, Sir Matt memutuskan mundur sebagai manajer untuk meraih posisi teras sebagai general manager Manchester United. Saat Januari 1969 Sir Matt Busby mengeluarkan pernyataan: "Manchester United tak lagi sekadar sebuah klub. United adalah sebuah institusi. Saya telah menginformasikan pada dewan bahwa saya melepas posisi sebagai manajer tim di akhir musim."

Pengunduran diri Sir Matt Busby mendapat beragam reaksi. Umumnya, bernada positif dan mengagumi prestasi yang telah direngkuh Sir Matt. Ian Greaves, mantan bek United, melambungkan rasa hormat dan kagum pada Sir Matt sepanjang kariernya sebagai pemain atau manajer.

"Saya menemui dan berbicara lama dengannya saat saya mendapat tugas pertama sebagai manajer di Huddersfield. Ia menyediakan waktu bagi saya. Ada semacam pesona pada dirinya sebagai seorang manajer dan laki-laki. Pesona tetap ada bahkan hingga saat kematiannya," Greaves.

Don Revie, manajer Leeds United, yang menyajikan semangat rivalitas pada Old Trafford, bilang: "Kami mencoba mengadaptasi model tim ala Matt pada Leeds United. Ada banyak manajer, pemain, serta pelatih yang meminta wejangan darinya, dan ia selalu siap memberikannya. Saya menjumpainya tatkala saya ditunjuk sebagai manajer di Elland Road. Nasihatnya selalu positif dan membangun."

Nobby Stiles, salah satu pemain hebat Old Trafford, berkata: "Rasanya aneh, saya hanya pernah bermain bagi dua manajer, Sir Matt Busby dan Sir Alf Ramsey. Saya tak pernah berpikir bahwa suatu saat ia bakal pensiun. Sir Matt lebih dari seorang bagi saya."

Bobby Charlton pun menambahkan: "Sungguh pukulan berat bagi pemain yang selalu bersama dengannya. Saya senang mendengar bahwa kami tak akan kehilangan dirinya sama sekali."

Bill Shankly secara emosional mengatakan: "Jelas rekornya tak bisa disamai. Liverpool, Spurs, dan Wolves telah menikmati mantra kesuksesan selama lima tahun. Namun United menikmatinya selama 20 tahun dan mungkin merupakan klub terbaik di daratan Inggris."

Pujian dan sanjungan datang dari setiap insan sepakbola, tapi dalam konferensi pers terakhir dirinya sebagai manajer United, Sir Matt membicara reaksi dari keluarganya. "Seperti saya, mereka merasakan semacam kesepian. Inilah jalan hidup yang akan dijalani oleh setiap pemain, hari dimana Anda menyadari bahwa Anda tak dapat bermain lagi. Anda cuma bisa menerima kenyataan ini," kata Sir Matt dengan mata berkaca-kaca.

Tepat Juni 1969, Sir Matt Busby meletakkan jabatan manajer yang telah diembannya selama 24 tahun. Sir Matt membuat keputusan dengan berat hati. Walau begitu berkat prestasinya bersama Manchester United, publik Inggris menempatkannya sebagai legenda sepakbola hebat yang pernah dimiliki Red Devils.

Inspirasi dan devosi yang tak pernah habis pada United membuat Old Trafford sebagai the Theatre of Dreams. Lewat perjalanan hidup yang bergelombang, Sir Matt memperlihatkan sisi kemanusiaan dan kesederhaannya. Dia selalu mampu berbicara tatap muka dengan para suporter United. Sir Matt Busby adalah bapak dari Manchester United modern. Dia membuat mimpi para suporter Red Devils menjadi nyata.
rondwisan is offline   Reply With Quote
Old 04-08-2009, 11:12 AM   #5
rondwisan
moderator
udah sebelas yaa :)
 
 
rondwisan's Avatar
 
Join Date: Jun 2009
Location: Soe Rock Bo Yo - Nga Lam vv
Posts: 35,048
Thanks: 1,500
Thanked 4,736 Times in 2,701 Posts
Mentioned: 567 Post(s)
rondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond repute
Visit rondwisan's Facebook Visit rondwisan's Twitter
Default Re: Masters Of Old Trafford


Sir Matt Busby di apit Alex Ferguson dan Martin Edward pada tahun 1983


Sir Matt Busby diapit Jason Lydiate dan Ryan Giggs


Patung Sir Matt Busby terpajang kokoh di depan Old trafford


Sir Matt Busby membuat Manchester United menjadi klub Inggris pertama yang jadi jawara di level Eropa.

FILE FAKTA SIR MATT BUSBY

1909 : 26 Mei, lahir di Bellshill, Lanarkshire, Skotlandia

1928 : Bergabung di Manchester City dari Denny Hibs FC.

1933 : Jadi finalis Piala FA bersama Manchester City

1934 : Jadi juara Piala FA bersama Manchester City

Debut bersama timnas Skotlandia melawan Liverpool

1936 : Ditransfer Liverpool

1939-45 : Menjalani wajib militer

1945 : 16 Oktober, ditunjuk sebagai manajer Manchester United

1948 : United memenangi Piala FA

1952 : United memenangi English League Championship

1956 : United memenangi League Championship

1957 : United mempertahankan gelar juara League Championship, jadi semifinalis Piala Champion serta runner up Piala FA

1958 : 6 Februari, mengalami kecelakaan pesawat di Munchen. Delapan pemain Red Devils tewas, Sir Matt mendapat cedera serius.

United jadi runner up Piala FA, dan semifinalis Piala Champion.

Mendapat anugerah gelar CBA

1963 : United memenangi Piala FA

1965 : United memenangi League Championship

1966 : United mencapai babak semifinal Piala Champion

1968 : United menjadi tim Inggris pertama yang memenangi trofi Piala Champion

Mendapat anugerah gelar Kesatria

1971 : Menjadi Direktur Manchester United

1980 : Menjadi Presiden Manchester United

1994 :
20 Januari, meninggal saat tidur
rondwisan is offline   Reply With Quote
Old 04-08-2009, 11:13 AM   #6
rondwisan
moderator
udah sebelas yaa :)
 
 
rondwisan's Avatar
 
Join Date: Jun 2009
Location: Soe Rock Bo Yo - Nga Lam vv
Posts: 35,048
Thanks: 1,500
Thanked 4,736 Times in 2,701 Posts
Mentioned: 567 Post(s)
rondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond reputerondwisan has a reputation beyond repute
Visit rondwisan's Facebook Visit rondwisan's Twitter
Default Re: Masters Of Old Trafford


Tribute to Sir Matt Busby


Manchester United 1968
rondwisan is offline   Reply With Quote
Old 04-08-2009, 11:22 AM   #7
blue4freedom
reserve player
-
 
 
blue4freedom's Avatar
 
Join Date: Aug 2009
Location: Bekasi
Posts: 545
Thanks: 29
Thanked 42 Times in 33 Posts
Mentioned: 2 Post(s)
blue4freedom Ready for being a real United Indonesia
Default Re: Masters Of Old Trafford

Quote:
Originally Posted by rondwisan View Post

Tribute to Sir Matt Busby


Manchester United 1968
yang bawah busby kek berada ditengah timnas Indonesia..hehehe...

rezpect

febrians.trinanda
blue4freedom is offline   Reply With Quote
Old 04-08-2009, 11:42 AM   #8
Bayu*Lazuardy
first team
-
 
 
Bayu*Lazuardy's Avatar
 
Join Date: Aug 2009
Location: Surabaya
Posts: 1,382
Thanks: 44
Thanked 18 Times in 13 Posts
Mentioned: 0 Post(s)
Bayu*Lazuardy will become famous soon enough
Default Re: Masters Of Old Trafford

opaa...
infonya mantap
...seger seger dipagi hari
Bayu*Lazuardy is offline   Reply With Quote
Old 04-08-2009, 02:14 PM   #9
Red Devils 07
reserve player
@adhitya_RD07
 
 
Red Devils 07's Avatar
 
Join Date: Aug 2009
Location: Jakarta
Posts: 798
Thanks: 153
Thanked 88 Times in 54 Posts
Mentioned: 37 Post(s)
Red Devils 07 has a spectacular aura aboutRed Devils 07 has a spectacular aura about
Default Re: Masters Of Old Trafford

thx opa buat info nya....
jadi tambah tau soal Matt Busby...
Red Devils 07 is offline   Reply With Quote
Old 04-08-2009, 02:26 PM   #10
SandalbolonG
academy
-
 
 
SandalbolonG's Avatar
 
Join Date: Aug 2009
Location: Ngayogyakarto Hadiningrat
Posts: 208
Thanks: 10
Thanked 2 Times in 1 Post
Mentioned: 0 Post(s)
SandalbolonG has no contributions yet
Default Re: Masters Of Old Trafford

panjang pisan tulisannya..
ijin baca dulu..pengen tambah tau tentang sir matt busby..
SandalbolonG is offline   Reply With Quote
Reply


(View-All Members who have read this thread : 8
calistasbrt, dyan_giggs, fajrinited, irfi_1, Om Juna, YogiKribo

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off

Similar Threads
Thread Thread Starter Forum Replies Last Post
Old Masters - sampai kapan ... ??? rondwisan United Lounge 213 10-09-2014 06:00 PM
EPL Masters Indonesia Cup 2012 Andi Istiabudi General Football 128 21-04-2013 08:42 AM
[Gallery UI] EPL Masters Indonesia Cup 2012 novanprihasa Gallery United Indonesia 47 17-06-2012 12:30 AM



All times are GMT +8. The time now is 05:58 PM.
Powered by vBulletin® Version 3.8.2
Copyright ©2000 - 2024, Jelsoft Enterprises Ltd.
United Indonesia - Manchester United Supporters Club of Indonesia