African Football

[Andi Istiabudi]

Wuuiihh, kalau gaji pemain Afrika di Indonesia berapa yach ?

Eto'o, Pemain Afrika Bergaji Termahal

Bola.net - Samuel Eto'o menjadi pemain Afrika yang mendapatkan gaji termahal, terutama setelah kepindahannya ke Anzhi Makhachkala tahun lalu.

Keputusannya yang mengejutkan untuk hengkang ke Rusia itu secara efektif bahkan membuat mantan bomber Inter Milan dan Barcelona itu sebagai pesepak bola dengan bayaran termahal di muka bumi.

Edisi bulan Mei dari majalah Forbes Africa merilis gaji Eto'o adalah sebesar 441.987 euro per pekan atau 22,7 juta euro per tahun - atau dalam hitungan rupiah adalah sebesar Rp 270 miliar setahun!

Gaji itu jauh lebih besar dari pemain di posisi kedua yang ditempati gelandang Manchester City, Yaya Toure yang sebelumnya menempati puncak daftar. Namun dengan gaji 14 juta euro per tahun, ia masih menjadi pemain Afrika dengan gaji tertinggi di Liga Premier.

Penyerang Tottenham, Emmanuel Adebayor menempati posisi ketiga dengan bayaran per tahun sebesar 11,2 juta euro, dan ia menolak pindah permanen dari Manchester City ke Spurs jika gajinya dipotong.

Berikut adalah 10 besar pemain Afrika dengan gaji tertinggi:

1. Samuel Eto'o $28.5 juta
2. Yaya Toure $17.6 juta
3. Emmanuel Adebayor $14 juta
4. Kolo Toure $9.9 juta
5. Christopher Samba $9.9 juta
6. Didier Drogba $8.7juta
7. Frederic Kanoute $8.6 juta
8. Michael Essien $6.6 juta
9. John Obi Mikel $5.8 juta
10. Seydou Keita $4.2 juta

(gl/row)

[Andi Istiabudi]

Waduh serem banget yach ?

Pemain Nigeria Christian Obodo Diculik
Amalia Dwi Septi - detikSport



Abuja - Kabar buruk menimpa pemain internasional Nigeria, Christian Obodo. Gelandang Udinese yang musim lalu membela Lecce itu dilaporkan diculik di negeri asalnya.

Diceritakan pihak keluarga Obodo, penculikan itu terjadi ketika pemain 28 tahun itu sedang mengujungi kerabatnya dengan berkendaraan sendiri, dan di tengah jalan dihentikan dibawa oleh sekelompok pria bersenjata.

Adiknya yang juga pesepakbola, bermain di klub Pisa, Kenneth Obodo, mengaku sudah mendapatkan komunikasi dengan para penculik.

"Chrisian baik-baik saja. Kami sedang berhubungan dengan para penculik. Mereka ingin uang," ujarnya seperti dikutip kantor berita Italia, ANSA, yang dilansir AFP, Minggu (10/6/2012).

Menurut saudara iparnya yang bernama Obidike Okechukwu, para pelaku meminta tebusan sebesar 150 ribu euro atau sekitar Rp 1,7 miliar.

"Kami tak bisa memberi mereka lebih dari 100 ribu euro. Sayangnya, hal-hal seperti ini memang terjadi di negara kami," sahut Kenneth Obodo.

Penculikan Obodo terjadi di kota Warii, di selatan Nigeria, yang merupakan kota penghasil minyak, di mana penculikan menjadi kasus yang sering terjadi.

Di tahun 2008, saudara kandung bek Everton Joseph Tobo diculik dan dibebaskan tiga hari kemudian. Tahun lalu, ayah gelandang Chelsea John Obi Mikel juga diculik sebelum bisa dibebaskan oleh aksi polisi.

[zudomiriku]

Nigerian police rescue abducted footballer Obodo

Nigerian police have rescued Christian Obodo without the payment of a ransom demanded by his abductors.



Officers tracked his alleged abductors to Isoko, just outside Warri, on Sunday, where they found Obodo and arrested some suspects.

The midfielder was abducted by unknown gunmen near the oil city of Warri in southern Nigeria on Saturday.

The kidnappers had issued a ransom demand for nearly US$200,000 (£129,000).

Obodo, who was on loan at Italian side Lecce from rivals Udinese last season, was driving alone early on Saturday morning when he was abducted.

It is not the first time a footballer has been kidnapped in Nigeria.

International defender Onyekachi Apam was kidnapped by armed men who took his car before releasing him.

Nornu Yobo, elder brother of Everton defender Joseph, was famously kidnapped in 2008 in oil-rich Port Harcourt.

Nornu was released after 10 days but it was never made clear whether a ransom was paid.

Last year, the father of Chelsea midfielder John Mikel Obi was also seized in Jos, north-central Nigeria.

Nigerian police, however, rescued Micheal Obi senior from his abductors days later.

http://bleacherreport.com/tb/d7Jkh?utm_source=newsletter&utm_medium=newsletter&utm_campaign=world-football

[zudomiriku]

Arsenal's Alexandre Song assaulted in Cameroon

The Arsenal midfielder was assailed with blows from angry fans following the Indomitable Lions’ 2-1 defeat to Libya last weekend in a 2014 World Cup qualifying game



Cameroon international midfielder Alex Song was attacked by bitter football fans along a commercial avenue in Yaounde on Tuesday while returning from a training session.

According to eyewitnesses, the assailants, most of whom were young boys, accused the 24-year-old Arsenal midfielder of being responsible for Cameroon’s 2-1 loss to Libya in Sfax, Tunisia last Sunday in the second matchday of 2014 World Cup qualifying.

The police say an investigation has been launched and that the aggressors will be brought to justice.

Roger Milla’s Citizens Committee for the Revamping of Cameroonian Football has condemned the attack, which it termed awful and barbaric. The association also called on the government to act immediately and arrest all those involved in order to dissuade other troublemakers.

Cameroon were toppled from the summit of Group I after losing their second game to Libya and are now placed third with three points behind Libya on four points and DR Congo on three with a superior goal difference.

The Indomitable Lions are currently in Yaounde preparing for their 2013 Africa Cup of Nations qualifying clash against Guinea Bissau, set for Saturday.

http://bleacherreport.com/tb/d7Kq6?utm_source=newsletter&utm_medium=newsletter&utm_campaign=world-football

[Andi Istiabudi]

Selamat untuk Drogba !

Drogba, Pemain Terbaik Pantai Gading 2012
Ary Wibowo | Daniel Sasongko

ACCRA, KOMPAS.com — Penyerang Chelsea, Didier Drogba, dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Pantai Gading 2012. Bomber berusia 34 tahun itu mengalahkan pemain Manchester City, Yaya Toure, dan striker Levante, Arouna Kone, dalam sebuah polling yang dilakukan jurnalis olahraga dan pengguna internet di negara itu.

Dalam jajak pendapat itu, Drogba meraih 110 suara dari para jurnalis dan 17.863 suara (37,69 persen) dari para pengguna internet. Sementara Yaya Toure berada di posisi kedua dengan 30,16 persen dan diikuti Kone dengan perolehan suara 12,29 persen.

Salah satu alasan terpilihnya Drogba karena dinilai berperan penting membawa negaranya lolos ke final Piala Afrika 2012 lalu. Meski gagal mengeksekusi penalti dan kalah dari Zambia lewat adu penalti, peran Drogba selama turnamen itu dinilai cukup besar.

Selain itu, Drogba juga menjadi pemain kunci kesuksesan Chelsea meraih gelar Liga Champions 2012. Bahkan, ia mencetak satu gol penting di menit-menit akhir yang memaksa Bayern Muenchen memainkan babak tambahan dan adu penalti. Lagi-lagi, "The Drog"—julukannya—menjadi penentu kemenangan "The Blues" dalam adu sepak 12 pas.

Penghargaan Pemain Terbaik Pantai Gading adalah yang kedua bagi Drogba. Ia pernah mendapatkannya pada 2007 lalu. Adapun para pemain terbaik sebelumnya adalah Kolo Toure (2006), Drogba (2007), Yaya Toure (2008 dan 2009), dan Gervinho (2010 dan 2011).

[Andi Istiabudi]

Serem banget yach ?

Virus Ebola Batalkan Laga Malawi Vs Uganda
Penulis: MH Samsul Hadi

BLANTYRE, KOMPAS.com - Malawi membatalkan laga sepak bola persahabatan melawan Uganda yang dijadwalkan pada Rabu (15/08/2012), karena khawatir atas semakin meluasnya wabah mematikan dari virus Ebola.

Laga itu akan digelar di Blantyre, Malawi, sebagai bagian persiapan kedua negara menjelang kualifikasi Piala Afrika 2013. Namun, Uganda saat ini tengah berjibaku menanggulangi merebaknya wabah virus Ebola yang sejauh ini telah menewaskan 16 orang.

"Kami membatalkan laga persahabatan setelah mendapat nasihat pemerintah (Malawi) menyusul meluasnya penyakit Ebola di Uganda," demikian pernyataan Asosiasi Sepak Bola Malawi seperti dikutip Reuters.

Terkait hal itu, petugas kesehatan di Uganda menyatakan, mulai awal Agustus lalu tidak ada kasus baru penderita virus Ebola dan 32 pasien yang diisolasi di sebuah rumah sakit pemerintah membaik setelah menjalani perawatan. Hingga kini, belum ditemukan obat penyembuh virus Ebola yang ditularkan melalui cairan tubuh, seperti air ludah, keringat, dan darah. Dokter hanya bisa menangani gejala-gejalanya, seperti mencret dan muntah.

Tim sepak bola Uganda juga dijadwalkan bertandang ke Zambia, 8 September mendatang, untuk laga kualifikasi Piala Afrika.

Sumber : Reuters

[Andi Istiabudi]

Penonton rusuh, pertandingan Senegal dengan Pantai Gading terhenti
BBCIndonesia.com - detiksport

Pertandingan kualifikasi Piala Afrika yang mempertemukan Senegal dengan Pantai Gading harus diakhiri sebelum waktunya akibat aksi pendukung tuan rumah Senegal yang melakukan kerusuhan di dalam Stadion.

Sejumlah pendukung tuang rumah mulai melakukan aksi pembakaran di dalam stadion saat tim jagoan mereka tertinggal 0-2 dari Pantai Gading.

Hasil ini memang menentukan maju tidaknya Senegal ke putaran final Piala Afrika, kalah dalam pertandingan tersebut berarti mereka harus tersisih.

Sejumlah pendukung Pantai Gading yang ada di dalam stadion juga terpaksa menyingkir ke dalam lapangan ketika kondisi mulai memburuk.

Polisi yang mengamankan pertandingan itu harus menembakan gas air mata ke arah tribun penonton tuan rumah sebelum berhasil mengevakuasi pemain dan anggota tim Pantai Gading dari lokasi pertandingan yang berada di Stadion Leopold Sedar Senghor, Dakar.

Laporan mengatakan setidaknya sepuluh orang mengalami luka-luka akibat peristiwa itu termasuk Menteri Olahraga Senegal, Hadji Malick Gakou.

Kekesalan penonton tuan rumah pecah dan berujung pada aksi perusakan sesaat setelah pemain depan Pantai Gading, Didier Drogba melesakan gol kedua bagi timnya di menit ke-75.

Hasil ini sementara membuat mereka unggul aggregat 6-2 dari dua pertandingan yang telah dijalani oleh kedua kesebelasan.

Pemain City selamat
"Makanan, minuman dan semua yang bisa mereka lempar, mereka lempar ke lapangan dari segala arah," kata seorang pelajar AS di Dakar, Chris Fuglestad kepada BBC.

"Sejumlah penonton juga melakukan aksi pembakaran, mulai dari sampah hingga bendera yang mereka bawa."

"Namun kami merasa lebih aman di dalam stadion daripada di luar, jadi kami menunggu di dalam. Ketika kami meninggalkan stadion kondisi sudah mulai mereda meskipun masih terasa efek gas air mata," tambahnya.

Pertandingan itu sendiri akhirnya memang tidak dilanjutkan oleh panitia penyelenggara setempat.

"Setelah sempat ditunda selama 40 menit, kami akhirnya memutuskan menghentikan pertandingan," kata seorang petugas penyelenggara pertandingan seperti dikutip dari kantor berita AFP.

Konfederasi Sepakbola Afrika (CAF) sejauh ini belum mengeluarkan komentar apapun terkait insiden yang terjadi pada pertandingan tersebut.

Namun seorang pejabat di lingkungan sepakbola Senegal mengatakan tim mereka kemungkinan akan terkena sanksi dari CAF.

Pertandingan ini juga diikuti oleh pemain Pantai Gading yang memperkuat juara Liga Primer Inggris Manchester City, Yaya dan Kolo Toure.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh City kedua pemain berada dalam kondisi selamat pasca terjadinya insiden tersebut.

"Kedua pemain City, Yaya dan Kolo Toure berada dalam kondisi selamat setelah pertandingan yang mempertemukan Senegal dengan pantai Gading di Dakar terhenti akibat aksi penonton yang berulah."

[Andi Istiabudi]

Turut berduka cita ...

Keledai "Sebabkan" Kematian Pelatih Afsel



JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Seekor keledai yang tersesat dan menyeberang jalan raya ditengarai menjadi penyebab Thomas Madigage mengalami kecelakaan mobil. Asisten pelatih timnas Afrika Selatan (Afsel) ini pun akhirnya tewas, Kamis (18/10/2012) malam.

"Kami bisa mengonfirmasikan bahwa Tuan Madigage telah meninggal dunia antara pukul 22.00 sampai 00.00 (waktu setempat). Dia mengalami kecelakaan dan dia sendirian," demikian penjelasan pejabat kepolisian Johannesburg, Mulaudzi, seperti dikutip kantor berita AFP.

"Ada keledai tersesat yang menyeberang jalan," tambahnya.

"Bafana Bafana" (sebutan timnas Afsel) selama ini dilatih oleh Gordon Igesund. Ia menunjuk Madigage sebagai asistennya pada Juli lalu. Mantan gelandang timnas Afsel ini dinilai sebagai asisten yang baik, bahkan sangat berpengaruh.

"Tanpa keraguan lagi, Tommy Madigage adalah asisten pelatih paling sukses di negeri ini dalam 10 tahun terakhir," puji Igesund.

Madigage pernah bermain bersama klub Swiss, FC Zurich, dari 1995 sampai 1996. Dia sempat membela timnas Afsel dalam beberapa pertandingan sebelum pensiun pada 2002. Ia kemudian menjadi asisten pelatih di klub SuperSport United dan membantu menjuarai beberapa gelar, termasuk Liga Afsel.

Kematian Madigage mengagetkan publik Afsel. Berbagai media sosial dipenuhi pesan belasungkawa. Presiden Federasi Sepak Bola Afsel Kirsten Nematandani mengatakan, "Kami semua kaget dan terpukul dan kehilangan kata-kata."

Editor : Hery Prasetyo

[zudomiriku]

Piala Afrika 2013
Pantai Gading Segrup dengan Togo
[*]Kris Fathoni W - detikSport


Durban - Favorit juara Pantai Gading berada satu grup dengan tim tangguh lain, Togo, di Piala Afrika 2013. Sementara juara bertahan Zambia berada satu grup dengan Nigeria yang kembali tampil.

Dari hasil pengundian yang dilakukan di Durban, Kamis (25/10/2012) dinihari WIB, Pantai Gading yang masuk ke Grup D akan bertemu dengan Tunisia dan Aljazair yang merupakan dua negara dari kawasan Afrika Utara. Togo melengkapi grup itu.

Sementara itu, Grup A akan diisi oleh Afrika Selatan, Angola, Maroko, dan tim kejutan Kepulauan Cape Verde, dalam turnamen yang dihelat di kota Durban, Johannesburg, Nelspruit, Port Elizabeth, dan Rustenburg, Afrika Selatan, pada 19 Januari-10 Februari 2013 itu.

Ghana dan Mali, yang berhadapan dua kali di gelaran Piala Afrika 2012 lalu, bisa meneruskan rivalitas itu karena kini berada satu grup, Grup B, bersama Niger dan Republik Kongo.

Sedangkan juara bertahan Zambia akan menempati Grup C bersama dengan Nigeria, yang tidak tampil di putaran final gelaran lalu, bersama dengan Burkina Faso dan Ethiopia. Demikian seperti diwartakan AFP.

Berikut Grup Piala Afrika 2013:

Grup A: Afrika Selatan, Angola, Maroko, Kepulauan Cape Verde
Grup B: Ghana, Mali, Niger, Republik Kongo
Grup C: Zambia, Nigeria, Burkina Faso, Ethiopia
Grup D: Pantai Gading, Tunisia, Aljazair, Togo

http://sport.detik.com/sepakbola/read/2012/10/25/041258/2072311/73/pantai-gading-segrup-dengan-togo

[zudomiriku]

2013 Africa Cup of Nations: All Eyes on Africa and They've Not Been Disappointed



So, the first week of the 29th Africa Cup of Nations (Afcon) in South Africa has already been and gone in a flash, and to those of you who have stayed away from its opening salvos—for whatever reason—well, you have missed an eye-catching start to the proceedings in the Rainbow Nation.

Make no mistake about it: The Afcon is a much-maligned international football tournament.

It's the poor relative to the Fifa World Cup, the UEFA European Championship or South America’s Copa America; a completion that forever seems to be associated with players getting injured, returning to their clubs late, and sometimes not at all, of poor practice facilities and inadequate medical support and a general lack or organisation—a view not helped either by what happened in the 2010 event when the Togo team bus was attacked by terrorists.

Europe’s all-powerful clubs, the financial epicentre of world football, are also no fans either of this biannual celebration of all that is good about African football (a feeling that has certainly grown by the staging of back-to-back Afcons in 2012 and 2013), and are ever reluctant to lose key personnel for up to three weeks at such a critical juncture in the season.

However, these one-eyed, club-dominated views should be seen for exactly what they are: selfish. Especially when looked at alongside those of the players, fans, coaches and administrators themselves who make up these tournaments; which, lest we not forget, are the equivalent of a Euros, say, for nations in Europe, or a Copa for those countries in South America.

And those raft of negative stories that always seem to be associated with the Afcons, well, you only need to have been following the opening week’s events in South Africa to know that these could not be further from the truth, as anything and everything seems to have already taken place.

However, for those who are longstanding fans of African football, this will come as no surprise at all.

As always, we have been treated to a feast of fast-flowing, high-quality football, even if the competition did take just a little while to get going—including waiting a whole day and three games for our first goal, and a further match for our first actual result, but anyone who has lived and watched football on this great continent (like I have) will know, things always take a little while to get moving.

Likewise—and the opening week’s action has done nothing to dispel this view whatsoever—anyone who knows anything at all about the Afcons knows that this will be a tournament full of energy, colour and life (both on and off the pitch); thrills, spills and drama, with totally unforeseen upsets along the way; and will be competition where you should definitely expect the unexpected, and sometimes all of these things in the space of just one match.

Right from the off we had the amazing and heartwarming story of the tiny island of Cape Verde making their Afcon debut, and what’s more, they only went and held hosts South Africa to a draw, meaning that Bafana Bafana had still not won a match at the Afcons since 2004, an unwanted stat that they managed to correct by beating Angola 2-0 in their second group game.



We then witnessed Ethiopia’s first appearance in the competition in 31 years on Matchday 3 in a game not remembered for the remarkable scoreline—a scarcely believable 1-1 draw with holders Zambia—but for the unusual sight of Walya Antelopes goalkeeper Jemal Tassew being sent off while also being stretchered off the pitch at the same time following an X-rated tackle.

Like I said earlier, expect the unexpected…

And that is just the half of it, as we have also had the usual mixture of rank, bad defending and late, late goals alongside some moments of sheer brilliance and artistry from a collection of some of planet football’s best and most accomplished performers. Players like Yaya Toure, Emmanuel Adebayor, Didier Drogba, Asamoah Gyan, Seydou Keita, John Obi Mikel and Younes Belhanda managed by interesting, wise and colourful coaching characters such as Zambia’s Herve Renard, Algeria’s Vahid Halilhodzic and last but not least, DR Congo’s Claude Le Roy, Mr Afcon himself, a veteran of a record seven finals and a winner all the way back in 1988 with Cameroon.



My own personal favourite moment from the opening seven days has been hard to choose, wavering between Burkina Faso’s 4-0 win over Ethiopia on Friday—their first Afcon triumph in 22 attempts dating back to 1998—or the collapsing goal fiasco in Saturday night’s Togo versus Algeria contest.

In spite of those great moments, for me it has to be Zambia goalkeeper Kennedy Mweene’s perfectly-taken late penalty to earn the holders a much-needed point against Nigeria on the same day.

So, a week gone, two more to go and already we have a number of delicious and intriguing plots and subplots that are beginning to bubble up on the surface for us to follow right through to final at the FNB Stadium in Johannesburg on Feb 10.

We have all the ingredients that in essence are needed to make an entertaining, eye-catching and memorable international football tournament and which so often are seen lacking in the Afcon’s so-called bigger and better, but in actual fact more sterile, rival competitions throughout the world.

http://bleacherreport.com/articles/1503449-2013-africa-cup-of-nations-all-eyes-on-africa-and-theyve-not-been-disappoined